Jumat, 05 November 2010

CERPEN

ES CAMPUR

Tet..tet..tet...bel masuk sudah terdengar keras di penjuru sekolah, waktunya untuk belajar lagi setelah hampir 2 minggu libur kenaikan kelas. Suasana yang menyenangkan dan asyik walaupun kadang terjadi kesalah pahaman bersama teman-temanku tentunya, tapi itu wajar. Seorang cowok sepertinya mulai mencuri pandanganku dengan sikapnya yang sok cool, memang bener sih dia cool tapi...ah sudahlah. Waktunya konsen belajar dulu. Hari ini pelajaran yang kurang enjoy buatku karena gurunya killer gitu deh, hem…'fisika'.

Harus konsentrasi penuh dengan pelajaran ini biar nggak kena marah ataupun di lempari pertanyaan-pertanyaan karena aku paling nggak suka menjawab pertanyaan yang mendadak, alias nggak bisa langsung memberikan pendapat.

Nggak terasa beberapa jam berlalu, waktunya istirahat. Aku dan teman-temanku siap-siap untuk menyerbu kantin yang biasanya memang sudah ramai terlebih dahulu sebelum kami dating karena letaknya lumayan jauh dengan kelasku. Di kantin kami pasti memilih makanan sambil ngobrol, biasa kan cewek jadi wajar saja. Temanku Rina memulai pembicaraan.
“Eh..Tina kamu tahu nggak Yuar itu ternyata anaknya gokil juga plus asyik gitu? Kayaknya dia mulai ngerubah sifatnya yang pendiam dan acuh dulu.”
Aku pun menjawab,”Iya lah perubahan jaman gitu…”
Rina memprotesku “jelasnya kamu kan juga berperan, dia sekarang deket banget sama kamu, jangan-jangan…?”
“Jangan-jangan apa? Mesti kamu tu sok tahu.”
“He..he..bercanda Tina, ya sudah ayo balik ke kelas bentar lagi masuk.” Ajak Rina.
“Yuk!”

Aku dan Rina sudah puas menjajahi makanan di kantin. Aku mulai mengikuti pelajaran dan sampai pada waktu untuk pulang, lega rasanya. Akhirnya ketegangan hari ini selesai juga. Biasanya aku menghilangkan ketegangan itu dengan berkumpul dengan teman-teman. Karena aku baru beberapa hari masuk ke kelas ini jadi ada beberapa orang yang masih asing buatku, tapi saat ini aku mulai beradaptasi dengan teman-teman baruku.

Seiring berjalannya waktu aku mulai merasakan sesuatu yang berbeda pada seseorang, sebenarnya sebelumnya aku sudah pernah kenal tapi nggak terlalu dekat. Nggak nyangka kali ini aku bisa sekelas dengan dia. Hari-hari ku jalani, senang dan susah mewarnai hidupku. Dia menjadi seseorang yang spesial untukku, tapi bukan berarti aku sudah resmi jadian dengannya. Bisa di bilang aku dan dia dalam masa penjajakan. Aku juga bingung antara sahabat dengan kekasih. Dia selalu memberikan perhatian yang lebih buat aku, sampai aku merasa nyaman dekat dengan dia. Dia pernah bilang tentang perasaan dia, juga terbuka denganku. Seperti masalahku juga masalahnya begitu juga sebaliknya.

Entah ini salahku atau salahnya semuanya jadi berubah. Semuanya hanya karena dia mencoba mengetesku dengan memberikan nomor handphone ku ke temannya Khase. Aku berfikir kenapa harus melakukan hal seperti ini, dan aku pun sempat dekat dengan Khase selama beberapa bulan. Aku mulai jauh dengan Yuar. Ternyata Khase bukan orang yang tepat untuk kenal lebih jauh denganku. Akhirnya aku hanya berteman dengan Khase, dan aku mencoba menjelaskan semampuku bahwa aku memang tidak bisa jauh dari Yuar cowok yang selama ini memberiku perhatian tanpa mengungkitnya.

Beberapa hari berikutnya aku mencoba menghubungi Yuar, karena setelah saat itu aku dan Yuar hampir tidak pernah saling menghubungi. Padahal biasanya aku dan dia sms-an dari pagi siang sampai malam. Aku merindukan saat-saat itu. Aku mencoba bertanya padanya lewat sms, “Askum Yuar, apa kabar? Kenapa kamu nggak pernah sms aku? Ketemu pun kamu jarang nyapa aku. Kalo mungkin aku punya salah ama kamu aku minta maaf. Sms ku juga nggak pernah kamu balas. Plizz..kali ini balas ya?” Aku menunggu balasan sms nya hampir setengah jam tapi tidak ada juga inbox di hp ku. Aku mulai putus asa menunggu balasan darinya. Tapi penantianku tidak sia-sia karena hatinya mungkin sudah mulai tergerak untuk membalas sms ku. Hp-ku akhirnya getar juga isinya, “Kabarku baik kok, kalo kamu gimana? Maaf aku takut ganggu kamu ama Khase, aku nggak enak aja. Maaf juga aku menjauh dari kamu, aku merasa aneh aja aku dekat ama kamu sedangkan kamu dekat sama temenku Khase. Emm..aku mau cerita sesuatu sama kamu pulang sekolah bisa nggak ngbrol bentar?” Betapa senang dan leganya diriku saat dia membalas sms ku dan mulai dekat lagi dengan aku walaupun tidak sedekat dulu karena itu juga perlu proses dan waktu yang tidak singkat. “Ok…sampai ketemu besok ya Yuar,” aku dengan semangat membalas sms nya. “Iya..,” jawabnya.

Keesokan harinya aku berkumpul dengan teman-temanku termasuk teman baikku Cha’r, dia kelihatan semangat nggak tahu deh kenapa itu anak kadang nangis-nangis sendiri kadang senyum-senyum. Ceritanya kurang mudah dipahami dan suka merahasiakan kalau aku nggak mancing dia untuk mengatakan sesuatu. Masih males menyelidiki ada apa sama temenku yang satu ini. Sekarang asyik deh gossip lagi nggak ada habisnya, sampai bel masuk berbunyi. Menghabiskan hari-hariku dengan temanku di sekolah. Akhirnya waktu pulang datang juga aku sudah menunggu-nunggu waktu ini karena aku sudah lama nggak ngobrol sama Yuar kangen juga.

Aku pun bertemu dengan Yuar dan mencoba memulai pembicaraan.
“Hai, Yuar! Lama nggak ngobrol kayak gini, emm..katanya ada yang mau kamu omongin? Apa sich itu?”
“Aku mau bercerita tentang hubunganku dengan seorang cewek, tapi kamu nggak akan marah kan?” jawabnya.
“Enggak lah, cerita aja.” Perasaanku sudah mulai nggak enak dan hampir putus asa mendengarnya berkata seperti itu.
“Langsung aja ya? Aku sebenarnya sudah jadian sama…” dia menghentikan perkataannya sejenak. Aku mencoba bersabar menanti lanjutan kata-katanya.
“Aku udah jadian sama Cha’r temenmu itu, gimana menurutmu?” lanjutnya.
Perasaanku bagai disambar petir di siang hari. Tak tahu harus bagaimana lagi. Namun aku mencoba menenangkan diriku dan aku menjawab, “Oh…iya. Sudah lama kamu sama dia? Aku baru tahu ternyata dia tadi senyum-senyum sendiri gara-gara lagi kasmaran. Selamat ya? Aku tahu kok dia cewek yang baik.”
Yuar berkata,” Iya aku tahu, tapi mungkin tak sebaik kamu untuk saat ini, maafkan aku mungkin perasaan kita sama tapi keadaan telah membuat semuanya seperti ini. Aku mencoba mendekati seseorang yang mungkin baik untukku juga. Maafkan aku Tina. Aku akan jadi sahabatmu walau kita mungkin tak sedekat dulu.”
“Iya aku tahu, mungkin ini memang yang terbaik untuk kita aku kurang teguh dalam pendirianku. Makasih sudah memberitahuku tentang ini semua,” aku berjalan mendekati pintu gerbang untuk pulang dan aku mencoba melambaikan tanganku kepada Yuar, aku sudah merasa lega walaupun hatiku masih ingin menariknya lagi sebagai sisihanku yang dulu. Betapa bodohnya diriku, penyesalanku masih terasa mungkin sampai seumur hidupku. Saat aku mengetahui Yuar sudah dengan sahabat baikku seorang cewek yang jauh lebih baik dariku namanya Cha'r. Aku pikir kenapa aku harus membuang kesempatan untuk menjadi yang terbaik untuk Yuar padahal dia sudah membukakan pintu hatinya untukku lebar-lebar. Namun semua itu sudah terlambat dia mungkin sudah merasa bahagia dengan teman baikku Cha'r. Semoga semuanya kan baik saja tanpa ke egoisan ku.
   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar